قيدوا العلم بالكتابة

“Ikatlah ilmu dengan tulisan” (Silsilah Ahadits Ash Shahihah no. 2026)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Seorang penuntut ilmu harus semangat dalam mengingat-ingat dan menghafalkan apa yang telah ia pelajari, baik dengan hafalan di dalam dada ataupun dengan menuliskannya. Sesungguhnya manusia adalah tempatnya lupa, maka jika dia tidak bersemangat untuk mengulang dan mereview pelajaran yang telah didapatkan, maka ilmu yang telah diraih bisa hilang sia-sia atau dia lupakan” (Kitaabul ‘Ilmi hal. 62)

Menulis itu mengikat ilmu agar tidak lepas (tidak lupa) dan bisa diingat kembali. Berapa banyak pengajian atau majelis taklim yang kita hadiri, tapi masih ingatkah dengan semua ilmu (materi ceramah/tausiyah) yang disampaikan para ustadz?

Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk mengikat ilmu dengan tulisan. “Qoyyidul ‘ilma bil-kitabi” (ikatlah ilmu dengan tulisan,” sabda beliau sebagaimana diriwayatkan Ibnu ‘Abdil Barr dari Anas bin Malik.

Anas bin Malik pun pernah berkata kepada anaknya, “Ya Bunayya, qoyyidul ‘ilma bil-kitabi” (Wahai anakku, ikatlah ilmu dengan tulisan!).

Menurut Imam Syafi’i, “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, (tapi) setelah itu engkau tinggalkan terlepas begitu saja.”

Khalid bin Khidasy Al-Baghdadi berkata, “Aku hendak berpisah dengan Malik bin Anas r.a., lalu kukatakan, “Wahai Abu ‘Abdillah, berikan wasiat kepadaku.” Beliau menjawab, “Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah baik dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan, menasihati setiap Muslim, dan mencatat ilmu dari ahlinya.” (Diriwayatkan Ibnu ‘Abdil Barr).


العلم صيد و الكتابة قيده ...قيد صيودك بالحبال الواثقة
فمن الحماقة أن تصيد غزالة ... وتتركها بين الخلائق طالقة

"Ilmu itu bagai binatang buruan dan tulisan itu adalah talinya, maka ikatlah buruan itu dengan tali yang kuat.
Hanya orang bodohlah yang berburu rusa dan meninggalkannya dihamparan yang bebas tanpa ikatan"

Menuliskan Ilmu ataupun informasi yang kita dapatkan itu sangat perlu, dan penting sekali, tidak cukup dengan hafalan semata. Bagaimana tidak Ustman bin Affan yang gundah gulana karena para penghafal Al-Qur'an dimasanya banyak yang gugur dimedan perang, inilah sebab dimana Utsman bin Affan melakukan Bid'ah Hasanah (yang sempat ditentang beberapa sahabat) dengan mengumpulkan dan menulis Al-Qur'an sampai adanya mushaf ustmani seperti sekrang ini, coba bayangkan kalo saja Al-Qur'an tidak pernah ditulis, bisa2 hilang ditelan masa dan akan terjadi distorsi kitab suci ini.